Hadits Palsu 30 Keutamaan Shalat Tarawih

Hadits Palsu 30 Keutamaan Shalat Tarawih
Hadits Palsu 30 Keutamaan Shalat Tarawih

dakwahpedia.com. Shalat Tarawih adalah salah satu amalan yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Amalan ini dilakukan setelah shalat Isya’ dan biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid atau di tempat-tempat lain yang disediakan.

Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai salah satu amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan Ramadhan. Shalat ini juga dapat membantu memperbaiki kualitas ibadah kita selama bulan Ramadhan, karena dilakukan secara rutin setiap malam.

Namun, perlu diingat bahwa shalat Tarawih tidak diwajibkan, melainkan hanya sebagai amalan sunnah yang dianjurkan. Oleh karena itu, jika ada keperluan lain atau kita merasa terlalu lelah, kita boleh tidak melaksanakan shalat Tarawih.

Hadits keutamaan ramadhan selama 30 hari

Berkaitan dengan keutamaan sholat tarawih atau keutamaan malam ramadhan, derdapat hadits yang sering digunakan sebagai dasar atas keutaam malam ramadhan yaitu 30 hadis sebgai berikut :

عن علي بن ابي طالب رضي الله تعالى عنه أنه قال : سئل النبي عليه الصلاة والسلام عن فضائل التراويح فى شهر رمضان فقال يخرج المؤمن ذنبه فى اول ليلة كيوم ولدته أمه وفى الليلة الثانية يغفر له وللأبوية ان كانا مؤمنين وفى الليلة الثالثة ينادى ملك من تحت العرش؛ استأنف العمل غفر الله ماتقدم من ذنبك وفى الليلة الرابعة له من الاجر مثل قراءة التوراه والانجيل والزابور والفرقان وفى الليلة الخامسة أعطاه الله تعالى مثل من صلى في المسجد الحرام ومسجد المدينة والمسجد الاقصى وفى الليلة السادسة اعطاه الله تعالى ثواب من طاف بالبيت المعمور ويستغفر له كل حجر ومدر وفى الليلة السابعة فكأنما أدرك موسى عليه السلام ونصره على فرعون وهامان وفى الليلة الثامنة أعطاه الله تعالى ما أعطى ابراهيم عليه السلام وفى الليلة التاسعة فكأنما عبد الله تعالى عبادة النبى عليه الصلاة والسلام وفى الليلة العاشرة يرزقة الله تعالى خير الدنيا والآخرة وفى الليلة الحادية عشر يخرج من الدنيا كيوم ولد من بطن أمه وفى الليلة الثانية عشر جاء يوم القيامة ووجهه كالقمر ليلة البدر وفى الليلة الثالثة عشر جاء يوم القيامة آمنا من كل سوء وفى الليلة الرابعة عشر جاءت الملائكة يشهدون له أنه قد صلى التراويح فلا يحاسبه الله يوم القيامة وفى الليلة الخامسة عشر تصلى عليه الملائكة وحملة العرش والكرسى وفى الليلة السادسة عشر كتب الله له براءة النجاة من النار وبراءة الدخول فى الجنة وفى الليلة السابعة عشر يعطى مثل ثواب الأنبياء وفى الليلة الثامنة عشر نادى الملك ياعبدالله أن رضى عنك وعن والديك وفى الليلة التاسعة عشر يرفع الله درجاته فى الفردوس وفى الليلة العشرين يعطى ثواب الشهداء والصالحين وفى الليلة الحادية والعشرين بنى الله له بيتا فى الجنة من النور وفى الليلة الثانية والعشرين جاء يوم القيامة آمنا من كل غم وهم وفى الليلة الثالثة والعشرين بنى الله له مدينة فى الجنة وفى الليلة الرابعة والعشرين كان له اربعه وعشرون دعوة مستجابة وفى الليلة الخامسة والعشرين يرفع الله تعالى عنه عذاب القبر وفى الليلة السادسة والعشرين يرفع الله له ثوابه أربعين عاما وفى الليلة السابعة والعشرين جاز يوم القيامة على السراط كالبرق الخاطف وفى الليلة الثامنة والعشرين يرفع الله له ألف درجة فى الجنة وفى الليلة التاسعة والعشرين اعطاه الله ثواب الف حجة مقبولة وفى الليلة الثلاثين يقول الله : ياعبدى كل من ثمار الجنة واغتسل من مياه السلسبيل واشرب من الكوثرأنا ربك وأنت عبدى

Artinya :

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang keutamaan Shalat Tarawih pada Bulan Ramadhan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

  • Di malam pertama, Orang mukmin keluar dari dosanya , seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
  • Di malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
  • Di malam ketiga, seorang malaikat berseru di bawah Arsy: ‘Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat.
  • Di malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan.
  • Di malam kelima, Allah Ta’ala memberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjid al-Haram, masjid Madinah, dan Masjid al-Aqsha.
  • Di malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang ber-thawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
  • Di malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa ‘alaihissalam dan kemenangannya atas Firaun dan Haman.
  • Di malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
  • Di malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • Di malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
  • Di malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
  • Di malam kedua belas, ia datang pada hari kiamat dengan wajah bagaikan bulan di malam purnama.
  • Di malam ketigabelas, ia datang di hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
  • Di malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
  • Di malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para pemikul Arsy dan Kursi.
  • Di malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
  • Di malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
  • Di malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, ‘Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.
  • Di malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajatnya dalam surga Firdaus.
  • Di malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
  • Di malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya gedung dari cahaya.
  • Di malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
  • Di malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.
  • Di malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
  • Di malam kedua puluh lima, Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.
  • Di malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
  • Di malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
  • Di malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
  • Di malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
  • Di malam ketiga puluh, Allah ber firman : ‘Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.’

Hadits ini disebutkan oleh Syaikh al-Khubawi dalam kitab Durrotun Nashihiin, hal. 16 – 17.

Hadis tersebut banyak yang menggunakan sebagai dalil atas keutamaan setiap malam ramadhan, namun apakah hadits itu shohih atau hadits palsu? Dan apakah boleh disampaikan kepada khalayak umum? Berikut ini penjelasannya.

Indikasi – indikasi hadits tersebut palsu

Hadis tidak selamanya selalu shohih bahkan banyak hadis yang mungkar atau hadits palsu dan menjadikan fitnah atas Rasulullah SAW. Berikut ini indikasi – indikasi palsunya hadits di atas :

  1. Pahala yang didapatkan tidak masuk akal, banyak yang mengganjal pada hadis di atas seperti “allah memberikan pahala seperti pahalanya seribu haji yang diterima”
  2. Bahkan, terdapat yang lebih parah lagi mendapatkan pahala yang sebanding dengan pahalanya para Nabi. Hal itu mustahil karena sebanyak apapun pahalanya manusia tidak akan bisa membandingi pahalanya para Nabi.
  3. Hadis di atas Tidak terdapat dalam kitab yang Mu’tamad. Dr. Lutfi Fathullah mengatakan, “Apabila seseorang mencari hadits tersebut dalam kitab-kitab referensi hadits, niscaya tidak akan menemukannya.” Ini menunjukan bahwa hadits tersebut adalah hadits palsu.

Pendapat ulama tentang hadits di atas

Lebih dalam lagi, kita melihat pendapat ulama tentang hadis di atas dan kita akan mendapati bahwa hadis tersebut adalah palsu.

Al-Lajnah ad-Da’imah pernah ditanya tentang hadits tersebut, maka mereka menjawab :

كلا الحديثين لا أصل له، بل هما من الأحاديث المكذوبة على رسول الله صلى الله عليه وسلم

Artinya :

“Hadis tersebut tidak memiliki asal. Bahkan, hadits tersebut termasuk kebohongan atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Hal itu didukung oleh Dr. Lutfi Fathullah dalam disertasinya yang meneliti kitab Durratun Nasihin, beliau berpendapat sebagai berikut :

Ada sekitar 30 persen hadits palsu dalam kitab Durratun Nashihin. Diantaranya adalah hadits tentang fadhilah atau keutaman shalat tarawih, (yaitu) dari Ali radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallaam ditanya tentang keutamaan shalat tarawih, (lalu beliau bersabda) malam pertama pahalanya sekian, malam kedua sekian, dan sampai malam ketiga puluh”.

Selain itu juga Hadratus Syaikh pernah menukil pernyataan Syaikh Mulla Ali al-Qari berikut ini yang juga relevan dalam pembahasan ini:

لا يجوز نقل الأحاديث النبوية والمسائل الفقهية والتفاسير القرآنية إلا من الكتب المداولة (المشهورة) لعدم الإعتماد على غيرها

Artinya :

“Tidak boleh menukil hadis nabawi dalam masalah fiqih dan tafsir kecuali dari kitab yang masyhur, karena yang selain kitab masyhur tidak dapat dipercaya”

Maka jelas bagi orang yang meriwayatkan hadits palsu, Rasulullah SAW bersabda dalam hadis mutawatir :

من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار

Artinya :

“Barang Siapa yang berbohong dengan sengaja atas nama aku, maka dia bersiap – siap menempati neraka”

Oleh karena itu, sibuklah kita dengan hadis yang Shohih seperti hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim :

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya :

“Barangsiapa yang melakukan qiyam ramadhan dengan iman dan mengharap rahmat Allah SWT maka dia akan diampuni dosanya yang telah berlalu”

Dari hadits tersebut sebenarnya sudah mewakili tentang keutamaan bulan ramadhan tanpa harus menggunakan 30 hadits palsu tentang keutamaan bulan ramadhan setiap harinya.

Penulis konten telah berpengalaman dalam bidang ilmu agama islam dan telah kuliah di fakultas syari’ah progam studi hukum islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin suka juga :