Hukum Anak Kecil Bermain Di Masjid

Hukum Anak Kecil Bermain Di Masjid

Sebagai orang tua pastinya ingin mempunyai anak yang rajin beribadah, sehingga banyak para orang tua membawa anaknya ikut berjama’ah baik di Musala atau Masjid setempat dan menempatkannya disampingnya untuk ikut berjamaah. Ya begitulah anak kecil, dimana dalam benaknya fantasinya selalu bermain. Sehingga sering kali mereka tak fokus mengerjakan sholat bahkan sering bergurau dengan teman-temannya.

Saking geramnya, ada seorang jama’ah yang menyingkirkan mereka dari barisan sholat dan digantikan posisinya oleh orang tersebut. Namun, ada juga jama’ah yang tidak peduli dengan kegaduhan tersebut karena sudah memakluminya.

Mengajak anak kecil ke masjid merupakan anjuran syariat sebagai pembelejaran agama sejak dini dengan memberikan pengawasan agar tidak melakukan kemungkaran di masjid.

Baca juga : Hukum menjadi model hijabers

Sedangkan Hukum menyingkirkan anak kecil yang datang lebih dahulu dari shaff tidak diperbolehkan kecuali mereka melakukan kemungkaran, seperti melaksanakan sholat yang tidak sah, berbuat gaduh hingga mengganngu ke-khsusu’-an dan semacamnya.

Adapun bila mereka melakukan kemungkaran seperti di atas maka hukumnya wajib dididik dan diberi peringatan serta tidak boleh didiamkan.

Senagai mana dalam kitab Hasyirah ar-Ramli dan Fatawa fiqhiiyyah al Kubra :

حاشية الرملي على اسنى المطالب 186/1

أفتى والد الناشري بأن تعليم الصبيان في المسجد أمر حسن، والصبيان يدخلون المسجد من عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى الآن من غير نكير.

Artinya :

Mengajari anak kecil di dalam masjid adalah hal yang mulia, anak kecil yang suka bermain di masjid sudah ada di masa Nabi Muhammmad SAW sampai masa sekarang, selama tidak melakukan hal yang dilarang dan mengganggu”.

الفتاوى الفقهية الكبرى 229 / 1 )

)وسئل( نفع الله به عما إذا أقيمت الصلاة فسبق الصبيان الرجال إلى الصف الأول أو كانوا قعودا فيه فأقيمت الصلاة فجاء الرجال فهل لهم إخراجهم من الصف الأول كما ذكره الغزالي في الإحياء أو ليس لهم إخراجهم ويكون الصبيان أحق به لسبقهم كسائر المباحات كما أفتى به علي بن عمر بالمحقق وفي شرح التنبيه هذا الحكم الذي ذكره الأصحاب في موقف المأمومين فيما إذا حضروا جميعا أما إذاحضر الصبيان أولا قبل الرجال فليس لهم إزالتهم عن موضعهم هل المراد بالحضور مجيئهم واجتماعهم في الصف الأول معا أم المراد الحضور في المسجد؟ )فأجاب( بقوله المعتمد أن الصبيان متى سبقوا البالغين إلى الصف الأول لم يجز لهم إخراجهم.

 

Artinya :

Imam Ibnu Hajar al- Hitami di tanya soal anak kecil yang mendahului shofnya orang dewas di posisi pertama, apakah boleh menyingkirkan anak kecil yang berada di shof pertama di karenakan anak kecil datang lebih dahulu dari pada orang dewasa ? Beliau menjawab dengan pendapat mu’tamad bahwa tidak boleh menyingkirkan anak kecil yang berada di posisi shof pertama”.

Dan juga di dukung dalam kitab Ithaf as-Sadah al-Muttaqin :

اتحاف السادة المتقين ) 116 / 8 )

 دخول المجانين والصبيان والسكارى في المسجد ، ولا بأس بدخول الصبي المسجد إذا لم يلعب ، ولا يحرم عليه اللعب في المسجد ولا السكوت على لعبه إلا إذا اتخذ المسجد ملعبا وصار ذلك متعادا فيجب المنع منه.

Artinya :

Orang gila, anak kecil dan orang yang mabuk. Tidak masalah anak kecil masuk di dalam masjid dan tidak bermain di dalamnya, juga tidak haram anak kecil bermain di dalam masjid dan tidak bisa diam ketika bermain, kecuali anak kecil tersebut menjadikan kebiasaan masjid sebagai tempat bermain , maka harus di cegah”.

Penulis konten telah berpengalaman dalam bidang ilmu agama islam dan telah kuliah di fakultas syari’ah progam studi hukum islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin suka juga :