Hukum Menitipkan Uang di Bank

Di zaman sekarang menyimpan uang di bank seolah-olah merupakan sebuah “kebutuhan”. Hal ini dapat dibuktikan dengan hampir semua elemen masyarakat menggunakan jasa perbankan baik untuk menyimpan, transfer, bahkan untuk modal usaha. Selain karena praktis juga menimbang masalah keamanan, di sisi lain bank juga butuh setoran nasabah untuk memutarkan produk usaha mereka, akan tetapi jarang yang diketahui bahwa di dalam praktek perbankan juga masih ditemukan praktek yang tidak diperbolehkan oleh syara`, sebagaimana praktek pinjam dengan bunga dll, sehingga ketika masyarakat melakukan praktek penyimpanan uang di bank dan ternyata ada praktek yang tidak dilegalkan oleh syara’, maka seakan-akan bagi pihak penyimpan uang juga ada unsur ikut andil dalam praktek tersebut (i’anah alal ma’siat) Dalam penyimpanan bank juga ada beberapa praktek semisal

Pertimbangan

  1. Transaksi keseharian yang tidak bisa terlepas dari bank sebagaimana pembayaran BPJS, angsuran biaya haji, dan bayar kredit.
  2. Hampir semua negara di dunia juga pasti mempunyai bank, dan di indonesia semua bank swasta juga menginduk di Bank Indonesia, ini artinya kebutuhan Bank tidak hanya bagi masyarakat tapi juga untuk keberlangsungan ekonomi negara
  3. Praktek perbankan yang dilakukan juga tidak sepenuhnya sesuai dengan syariat sebagaimana pinjam meminjam yang mengandung unsur riba, atau produk bank seperti wadiah, mudharabah yang kurang sesuai dengan konsep bab muamalah dalam fiqih, sehingga rawan terjadi taa’til uqud al fasidah (melakukan akad yang fasid) yang jelas diharamkan menurut syara’.
  4. Fatwa ulama kekinian seperti sayyid alawi bin abbas al maliki (ayah sayyid Muhammad) dan habib muhammad bin hafidz (ayah habib Umar) yang cenderung ihtiyath dengan mengharamkan penyimpanan uang di bank karena ada unsur l’anah alal ma’siah dalam bentuk turut andil memberi modal kepada bank untuk digunakan transaksi riba.
  5. Keputusan Nahdhatul Ulama dalam muktamar yang memutuskan bahwa bunga Bank ada tiga hukum (haram, halal, syubhat)

 

Bagaimana hukumnya menitipkan uang dalam bank ? hukumnya menitipkan uang di bank dan bunganya itu sama dengan hukumnya gadai, Dalam hal ini ada tiga pendapat ulama’ :

  1. Haram : sebab termasuk hutang yang dipungut manfaatnya.
  2. Halal : sebab tidak ada syarat pada waktu akad, sebab menurut ahli hukum yang terkenal, bahwa adat yang berlaku itu tidak termasuk syarat.
  3. Syubhat : (tidak tentu jelas haramnya) sebab para ahli hukum berselisih pendapat.

Adapun muktamar nahdlatul ulama’ memutuskan bahwa yang lebih berhati-hati adalah pendapat yang pertama (haram). Jawaban mengikuti hasil muktamar nahdlatul ulama’ ke-12 nomer 204 

 

Referensi :

الأشباه والنظائر للسيوطي (ص: 96)

وَمِنْهَا: لَوْ عَمَّ فِي النَّاسِ اعْتِيَادُ إبَاحَةِ مَنَافِعِ الرَّهْنِ لِلْمُرْتَهِنِ فَهَلْ يُنَزَّلُ مَنْزِلَةَ شَرْطِهِ حَتَّى يَفْسُدَ الرَّهْنُ، قَالَ الْجُمْهُورُ: لَا، وَقَالَ الْقَفَّالُ: نَعَمْ.

إعانة الطالبين – (ج 3 / ص 64)

(قوله: وجاز لمقرض نفع إلخ) قال في فتح الجواد: والاوجه أن الاقراض ممن تعود الزيادة بقصدها: مكروه.

اه.(قوله: يصل) أي النفع.

(وقوله: له) أيإعانة الطالبين – (ج 3 / ص 65)

للمقرض.(وقوله: من مقترض) متعلق بيصل.(قوله: كرد الزائد إلخ) تمثيل للنفع.(وقوله: قدرا) أي كأحد عشر عن عشرة.(وقوله: أو صفة) أي كصحاح عن مكسرة.(وقوله: والاجود في الردئ) هو مندرج في الصفة، فهو من ذكر الخاص بعد العام.

(قوله: بلا شرط في العقد) متعلق بجاز، وسيذكر محترزه.(قوله: بل يسن ذلك) أي رد الزائد لمقترض، ومحله: ما لم يقترض لنحو محجوره، أو جهة وقف، وإلا امتنع رد الزائد.(قوله: لقوله (ص) إلخ) دليل

للسنية. وأما القرض بشرط جر نفع لمقرض ففاسد، لخبر كل قرض جر منفعة، فهو ربا وجبر ضعفه: مجئ معناه عن جمع من الصحابة.  (قوله: جر نفع لمقرض) أي وحده، أو مع مقترض – كما في النهاية – (قوله: ففاسد) قال ع ش: ومعلوم أن محل الفساد حيث وقع الشرط في صلب العقد.

أما لو توافقا على ذلك ولم يقع شرط في العقد، فلا فساد.

Penulis konten telah berpengalaman dalam bidang ilmu agama islam dan telah kuliah di fakultas syari’ah progam studi hukum islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin suka juga :