Ahlussunnah wal Jama’ah

  1. Ahlussunnah wal Jama’ah

Ahlussunnah wal Jama’ah adalah Firqoh Islam yang di pimpin oleh dua Ulama besar yaitu Imam Abu Hasan al Asy’ari Imam Abu Manshur al Maturidzi.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda :

وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً ، قَالُوا : وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي ) ، رواه الترمذي ( 2641 ) وحسَّنه ابن العربي في ” أحكام القرآن ” ( 3 / 432 )

Artinya :

Ummatku akan terpisah menjadi 73 golongan semuanya masuk neraka kecuali satu, Sahabat bertanya : siapa itu wahai Rasulallah ? beliau menjawab orang yang mengikuti sunahku dan sunah sahabatku. ( H.R At Tirmidzi ).

Abu al-Hasan al-Asy’ari

Abu al-Hasan al-Asy’ari lahir tahun 250 H di tanah Bashroh dan meninggal Tahun 330 M. Sebelum menjadi Imam Besar Ahlu Sunah Wal Jama’ah beliau mengikuti Firqoh Mu’tazilah kemudian beliau keluar dari Firqoh Mu’tazilah.

Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari termasuk ulama yang sering menggunakan akal dan pikirannya dalam mencari kebenaran yang sejati, sehingga Allah memberikan hidayah kepadanya untuk masuk pada Firqoh Ahlu Sunah Wa Jama’ah karna dianggap sebagai Firqoh yang lebih selamat.

Baca Juga : Jihad Era Modern

Abu al-Hasan al-Asy’ari pernah menyibukkan diri untuk menulis pembelaan  Ahlussunnah wal Jama’ah di rumahnya tidak pernah keluar dari rumah selam lima belas hari, kemudian setelah itu Abu al-Hasan al-Asy’ari keluar dari rumahnya pada hari jumat menuju masjid dan menaiki mimbar seraya berkata:
معاشر الناس إني تغيبت عنكم في هذه المدة لأني نظرت فتكافأت عندي الأدلة ولم يتراجح عندي حق على باطل ولا باطل على حق فاستهديت الله تبارك وتعالى فهداني إلى اعتقاد ما أودعته في كتبي هذه وانخلعت من جميع ما كنت أعتقده كما انخلعت من ثوبي هذا وانخلع من ثوب كان عليه ورمى به
Artinya :
Wahai segenap masyarakat, aku telah menjauh dari kalian semua dalam beberapa waktu ini, karena aku memikirkan beberapa permasalahn. Maka, menjadi serupa bagiku dalil- dalil yang ada serta tidak ada sesuatu yang  haq mengungguli perkara bathil maupun sebaliknya saat itu. Setelah itu, aku meminta petunjuk kepada Allah. Maka, Allah pun memberikanku sebuah petunjuk kepada keyakinan yang telah aku tuliskan di dalam kitab-kitab ini. Dan aku melepaskan seluruh Aqidah menyimpang yang aku yakini selama ini, sebagaimana aku melepaskan pakaianku ini ( Abu al-Hasan al-Asy’ari pun melepaskan pakaian yang ia pakai sebagai isyarat)” (Mudzakarotul Firoq islami 596 )

3 Ahwal Aqidah al-Asy’ari.

  1. Ihwal Uzlah
  2. Menetapkan sifat Aqli yaitu : hayat, ilmu, qudrah, iradhat, sama’, bashor, kalam. Dan menta’wil sifat Khobariyah seperti wajah, kedua tangan dll
  3. Menetapkan semua itu dengan tanpa cara dan tanpa menyerupakan dengan makhluk.

Abu Manshur al Maturidzi

Abu Manshur al-Maturidi lahir di negara Samarkan, ulama tidak ada yang tau secara yakin tahun kelahirannya, wafat pada tahun 333 H Menurut pendapat dan kuat.
Manhaj dari Abu Manshur al-Maturidi adalah sebagai mana di sebutkan dalam kitab al-Madzahib al-Islamiyah :
إنّ منهاج الماتريدية للعقل سلطان كبير فيه من غير أىّ شطط أو إسراف، والأشاعرة يتقيّدون بالنّقل ويؤيِّدونه بالعقل، حتّى إنّه يكاد الباحث يقرّر أنّ الأشاعرة فى خطّ بين الاعتزال وأهل الفقه والحديث، والماتريديّة فى خطّ بين المعتزلة والأشاعرة
Artinya :
Manhaj al-Maturidi memakai argumentasi nalar akal yang besar tanpa melewati batas dan berlebihan. Sedangkan, manhaj dari al-Asy’ari berpegang teguh dengan dalil Naql serta menguwatkannya dengan argumentasi nalar akal. Sehingga pengkaji ilmu aqidah meneguhkan bahwa manhaj dari al-Asy’ari berada di antara pemikiran sekte Muktazilah, Ulama ahli fiqh dan Ulama ahli Hadits, sedangkan manhaj dari al-Maturidi berada di antara pemikiran sekte Muktazilah dan manhaj al-Asy’ari”.

Abu Manshur al-Maturidi termasuk Ulama yang mendapatkan banyak pujian dari ulama besar, seperti Imam abu Qosim as-Samarkandi yang menuliskan pujian di batu nisan Abu Manshur al-Maturidi sebagai berikut.

هذا قبر من جاز العلوم بأنفاسه، واستنفد الوسع في نشره وأقباسه فحمدت في الدين آثاره واجتنى من عمره ثماره
Artinya :

Ini adalah makam orang yang memperoleh banyak ilmu dengan setiap nafasnya, kemudian ia menghabiskan semua waktunya untuk belajar dan menyebarkan ilmu, maka terpujilah semua dampak dari langkahnya dan dapat diperoleh buah karyanya hasil jerih payah dari umurnya“( al-Maturidiyyah Dirasatan wa Tahqiqan )

waallahu a’lam

Penulis konten telah berpengalaman dalam bidang ilmu agama islam dan telah kuliah di fakultas syari’ah progam studi hukum islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin suka juga :