Hukum Menyentuh Al-Qur’an Braille

Hukum Menyentuh Al-Qur’an Braille

Al-Qur’an Braille

Al-Qur’an Braille merupakan mushaf atau lembaran-lembaran ayat Al-Qur’an yang khusus diperuntukkan bagi penyandang tunanetra. Dengan mengandalkan jari jemari, mereka akan meraba huruf demi huruf dalam lembaran Al-Qur’an Braille.

Dilansir dari situs Lajnah Kementerian Agama RI, Rabu (28/4), Al-Qur’an Braille adalah salah satu varian Mushaf Standar Indonesia yang ditulis dengan simbol Braille dan telah dibakukan serta diperuntukkan bagi para tunanetra atau orang-orang yang mempunyai gangguan penglihatan. Kode Braille terbentuk dari 6 titik timbul yang tersusun dalam dua kolom berbentuk empat persegi panjang dan masing-masing kolom berisi 3 titik seperti susunan dalam kartu domino.

Baca juga : Perbedaan aqidah asyari dan al-maturidi

Dilansir dalam TEMPO.CO, Jakarta – Membaca Al-Quran Braille bagi tunanetra mirip seperti membaca huruf Braille. Hampir semua huruf Hijaiyah merupakan kombinasi dari titik Braille pada huruf latin.

Seorang tunanetra di usia dewasa, Irma Hikmayanti menjelaskan bagaimana difabel Netra membaca Al Quran Braille. ”Misalkan huruf Alif, formasi titik Braille-nya hampir sama dengan huruf A pada huruf latin. Hanya ditambahkan tanda satu titik lagi pada hurufnya sebagai tanda fathah, kasrah, atau dhomah,” ujar Irma Hikmayanti kepada Tempo, Minggu 14 Maret 2021. Tentu harus belajar membaca huruf Braille dulu sebelum membaca Al Quran Braille. Sama seperti non-difabel, seorang tunanetra mulai belajar membaca Al Quran Braille melalui Iqra.

حاشية الجمل على شرح المنهج) 1 / 76 )

)فائدة( سئل الشهاب الرملي هل تحرم كتابة القرآن العزيز بالقلم الهندي، أو غيره فأجاب بأنه لا يحرم لأنها دالة على لفظه العزيز وليس فيها تغيير له بخلاف ترجمته بغير العربية لأن فيها تغييرا .

وعبارة الإتقان للسيوطي هل يحرم كتابته بقلم غير العربي قال الزركشي لم أر فيه كلاما لأحد من العلماء ويحتمل الجواز؛ لأنه قد يحسنه من يقرؤه، والأقرب المنع انتهت، والمعتمد الأول اهـ برماوي .وعبارة ق ل على المحلي وتجوز كتابته لا قراءته بغير العربية وللمكتوب حكم المصحف في الحمل، والمس انتهت.

Artinya :

“Imam syihab ar ramli pernah di tanya apakah haram menulis al quran dengan bahasa hindi atau merubah bahasa ke bahasa lain ? beliau menjawab tidak haram di karenakan itu mewakili lafadz al quran berbeda dengan terjemah yang tidak sesuai dengan bahasa arabnya maka itu termasuk dari merubah al quran. dan sesuatu yang di tulisi al quran dengan bahasa hindi itu sama dengan hukumnya dengan mushaf”. ( Hasiyah al Jamal juz 1 hal 76 )

Berpijak pada pendapat yang membolehkan menulis Alquran dengan bahasa selain arab, maka Alquran Braille termasuk hukum mushaf. Baik bagi komunitas tuna netra maupun selainnya. Karena Alquran braille telah menjadi istilah penulisan bagi kalangan tuna netra dengan disahkan oleh Kemenag sebagai Mushaf.

 

Penulis konten telah berpengalaman dalam bidang ilmu agama islam dan telah kuliah di fakultas syari’ah progam studi hukum islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin suka juga :